GprpTUr8Gfd9BSCoGpG6GpC8Td==

5 Tokoh Kuliner Indonesia Paling Berpengaruh

 
Jatengnyamleng ID - Kuliner Indonesia menempuh perjalanan panjang hingga meraih capaian seperti saat ini.  Boleh dikata, kuliner Indonesia tak ada matinya. Gempuran kuliner kekinian tak menyurutkan kuliner jadul untuk terus eksis dan memikat pelanggan. Trennya, yang legendaris yang diburu.

Di balik itu, tentu ada tangan-tangan yang bekerja dan berperan mengangkat pamor kuliner tradisional Indonesia. Mereka memiliki kiprah dan dedikasi yang tak diragukan dalam memajukan kuliner Indonesia. Siapa saja mereka?

Berikut  5 tokoh kuliner Indonesia, yang menurut saya, memiliki peran penting dan sangat berpengaruh dalam pengembangan kuliner di Indonesia.

1. Bondan Winarno
Tokoh kuliner yang wafat pada 29 November 2017 ini tak diragukan lagi kiprah dan pengabdiannya dalam pengembangan kuliner tradisional Indonesia. Di tangannya, kuliner tradisional menjadi warisan penting bangsa yang patut dilestarikan.

Sebagai foodie, Bondan mengaku telah mencicipi sebagian besar kuliner tradisional Nusantara. Ia memelopori dan menjadi ketua Jalan Sutra, suatu komunitas wisata boga yang sangat populer. Acara Wisata Kuliner yang dipresenteri di Trans TV selama sembilan tahun melambungkan namanya, sekaligus sukses mengangkat pamor kuliner tradisonal Indonesia.

Semasa hidupnya, Bondan telah menulis banyak buku multitema. Namun kecintaannya terhadap kuliner Indonesia, mengantarnya menulis sejumlah buku kuliner. Antara lain 100 Makanan Tradisional Indonesia Mak Nyus, 100 Mak Nyus Jakarta, 100 Mak Nyus Bali, 100 Mak Nyus Joglo Semar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang), dan 100 Mak Nyus Jalur Mudik.

Buku 100 Makanan Tradisional Mak Nyus Mak Nyus mendapatkan penghargaan dari Gourmand World Cookbook Award sebagai Best in the World (2013) dan pada Frankfurt Book Fair 20015 oleh lembaga yang sama dipilih sebagai Best of the Bests.

2. Tuti Soenardi
Ahli gizi Indonesia yang wafat pada 14 Juni 2018 ini dikenal sebagai pakar kuliner yang selalu mempertimbangkan nilai gizi dalam setiap resep masakannya. Kiprahnya di dunia kuliner tak diragukan lagi. Bahkan tercatat, ia pernah menyusun menu untuk ibu negara saat itu, yakni Ibu Fatmawati Soekarno, ketika dirawat di RSCM.

Semasa hidupnya, ahli gizi lulusan Akademi Pendidikan Nutritionist Bogor pada 1959 ini sukses memadukan seni kuliner dan gizi. Buku-buku karyanya lebih banyak mengangkat kesehatan dan gizi, terutama komposisi makanan atau menu sehat yang menggunakan bahan-bahan dari pangan lokal.  

Beberapa buku karyanya  di antaranya Toeti Soenardi 40 Tahun Berkarya: Pengabdian Abadi untuk Dunia Gizi & Kuliner; 100 Resep Hidangan Lezat untuk Menurunkan Kolesterol; Teori Dasar Kuliner: Teori Dasar Memasak untuk Siswa, Peminat, dan Calon Profesional; serta 500 Resep Makanan Sehat untuk Bayi & Balita.

Bersama pakar kuliner William Wongso dan Hiang Marahimin, Tuti mendirikan Lembaga Kuliner Indonesia (LKI) pada tahun 1988 sebagai wujud kepeduliannya terhadap pengembangan kuliner Indonesia. Lau bersama ahli gizi lainnya, Tuti mendirikan Yayasan Gizi Kuliner pada tahun 1996 dengan misi untuk mengangkat kuliner Indonesia dan menjadikan kuliner sebagai sarana informasi gizi untuk kesehatan masyarakat.

3. William Wongso
Nama ini tak diragukan lagi kepakaran dan kiprahnya di dunia kuliner Indonesia. William dikenal luas sebagai pakar kuliner yang menguasai seni masakan Eropa dan Asia. Namun kecintaannya terhadap kuliner Indonesia sangat tinggi. 

William konsisten mengenalkan kuliner Nusantara kepada dunia dalam pelbagai forum internasional yang diikutinya. Ia percaya bahwa Indonesia memiliki masa depan cerah di bidang kuliner. Hal itu didasarkan atas fakta bahwa kiblat kuliner dunia tidak lagi di Eropa dan Amerika, melainkan mulai bergeser ke Asia.

Tahun 1994, William pernah menjadi penasihat Menteri Pangan untuk gerakan "Aku Cinta Masakan Indonesia" yang diprakarsai oleh Ibu Negara Tien Soeharto. Ia juga sempat bertugas sebagai penasihat kuliner untuk maskapai Garuda Indonesia pada 2006-2013. Warren Caragata dari Asia Week menyebut William Wongso sebagai Paul Bocuse, chef Perancis kelas dunia, dari Indonesia.

William menerbitkan buku berjudul Flavours of Indonesia, William Wongso’s Culinary Wonder. Lewat buku ini, ia bercerita tentang sejarah cita rasa masakan dan laporan pandangan mata tentang perjalanannya ke berbagai pulau di Nusantara. Tahun 2017, buku karyanya ini memperoleh penghargaan Best Cook Book di Asia dan terpilih sebagai juara pertama pada ajang Gourmand World Cookbook Awards.
 
4. Julie Sutarjana
Nama Julie Sutarjana boleh jadi tidak sepopuler tokoh kuliner Indonesia yang sering tampil di televisi seperti William Wongso dan mendiang Bondan Winarno. Tapi kiprah dan kontribusi perempuan kelahiran Lasem (Jawa Tengah), 25 Mei 1922 ini di dunia kuliner Indonesia tak diragukan lagi.

Julie Sutarjana adalah praktisi kuliner yang dikenal konsisten dan totalitas dalam menekuni dunia yang digelutinya. Ia telah menulis resep masakan sejak tahun 1951. Awalnya menjadi pengasuh rubrik Rahasia Dapur di Mingguan Star Weekly (1951- 1961). Lalu, menjadi pengasuh rubrik Seni Dapur di Mingguan Jaya (1961-1971). Sampai akhirnya, Julie Sutarjana yang menggunakan nama samaran “Nyonya Rumah” karena tidak ingin terkenal, menjadi penulis tetap rubrik masak di Harian Kompas sejak tahun 1971 hingga sekarang.

Tahun 2009, Julie mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai Penulis dan Pencipta Resep Masakan dan Kue Tertua. Hingga usianya yang sudah sepuh, yaitu 97 tahun, perempuan yang dijuluki “Gastronom Tiga Zaman” ini masih konsisten menulis resep-resep masakan, memasaknya untuk difoto, dan kemudian dimuat di harian Kompas.

Julie telah menulis dan menerbitkan sekitar 50 buku dalam kurun waktu 50 tahun. Buku terbarunya berjudul 68 Tahun Berkarya Hidangan Legendaris Gastronom 3 Zaman (Oktober 2019) selain mengungkap perjalanan hidupnya juga memuat  250 resep legendaris yang merupakan album karyanya selama 60-an tahun berkecimpung di dunia masak memasak.
 
Julie "Nyonya Rumah" Sutarjana yang dijuluki "Gastronom 3 Zaman" meninggal dunia pada usia 99 tahun karena sakit di Rumah Sakit Halmahera, Bandung. Julie menyudahi kiprahnya di dunia kuliner Indonesia pada Selasa (2/11/2021).

Baca kiprah Julie Sutarjana selengkapnya pada artikel Kiprah Nyonya Rumah di Dunia Kuliner Indonesia.

5. Sisca Soewitomo
Wajahnya familiar bagi para pencinta boga sejak sering tampil di televisi memandu acara masak-memasak. Di antaranya pada acara Aroma di Indosiar (1996-2008) dan Rahasia Bumas, Ibu Masak di RTV (2013-2015). Sejak itu, Sisca dikenal sebagai pakar kuliner dan memiliki peran penting dalam pengembangan kuliner di Indonesia.

Sisca telah tur demo masak ke berbagai kota di tanah air. Tak hanya di pulau Jawa tapi juga di Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sebagainya. Tidak hanya di dalam negeri, Sisca juga diundang untuk demo masak di luar negeri, seperti di Filipina, Malaysia, dan Jerman.

Tidak hanya melalui demo masak, Sisca juga menularkan ‘virus’ memasak melalui buku. Sejak tahun 1999 hingga tahun 2016, jumlah buku karya Sisca sudah mencapai 150 judul. Salah satu buku resep karya Sisca yang paling dicari pembaca adalah 1000 Resep Masakan dan Kue Sisca Soewitomo. Buku ini terbit pertama kali tahun 2010 dan merupakan buku Sisca yang paling tebal.

Atas kiprahnya di dunia kuliner, perempuan kelahiran Surabaya pada 8 April 1949 ini mendapatkan berbagai julukan, antara lain selebriti boga, Ratu Boga, ahli kuliner, ahli masak, dan chef. Namun, Sisca lebih senang dirinya disebut pesohor boga daripada chef. Karena ia merasa bukan chef, tapi hanya seorang konsultan kuliner dan pengajar memasak.

Baca sosok dan kisah inspiratif Sisca Soewitomo pada artikel Sisca Soewitomo,Kisah Sukses dan Resep-resep Nostalgia (BMA - Jatengnyamleng ID)


Jasaview.id

Type above and press Enter to search.