GprpTUr8Gfd9BSCoGpG6GpC8Td==

Berburu Sega Glewo Koyor Khas Semarang yang Langka

Nasi glewo koyor khas Semarang, hadir di Festival Kuliner Pulang Semarang 2023. (JatengnyamlengID/BMA)

Jatengnyamleng ID - Semarang kaya khazanah kuliner khas. Di antaranya sangat populer dan mudah dijumpai, seperti soto, tahu gimbal, tahu pong, gudeg koyor, asem-asem, dan lumpia. Tapi ada satu hidangan khas Semarang yang susah dijumpai alias sangat langka, yaitu sega glewo koyor atau nasi glewo koyor.

Sejauh ini tak ada kedai atau rumah makan di Semarang yang menjual menu ini. Padahal secara cita rasa, kelezatan sega glewo koyor tak kalah dengan hidangan nasi berkuah khas daerah lain seperti nasi pindang Kudus atau nasi gandul Pati.  

Sega glewo koyor pernah populer era 1970-an dan 1980-an, kemudian meredup dan sulit dijumpai di era 1990-an, yang mungkin disebabkan karena ketiadaan generasi penerus setelah para penjualnya wafat.   

Tahun 2017, pernah ada yang berusaha mengangkat kembali sega glewo koyor. Diketahui, sebuah kedai di daerah Miroto, Semarang Tengah, pernah menjual sajian berkuah khas Semarang itu. Bahkan pemiliknya sempat ikut membuka stan di sebuah festival kuliner yang dihelat oleh sebuah komunitas kuliner di Semarang pada tahun yang sama.

Sayang, tak lama kemudian, saya mendengar kabar, kedai itu tutup permanen. Tak ada kabar penyebab tutupnya kedai yang menyajikan nasi glewo koyor khas Semarang itu. Tutupnya kedai itu tentu menjadikan kuliner khas Semarang ini kembali sulit dijumpai.  

Tahun 2023 alias enam tahun kemudian, datang kabar yang menginformasikan bahwa sega glewo koyor hadir di festival kuliner yang dihelat oleh komunitas kuliner Semarang. Benar, sebuah stan di Festival Kuliner Pulang Semarang 2023 yang diadakan selama sepuluh hari, 21-30 April 2023 di parkiran Metro Point, Kota Lama, Semarang, menyediakan menu nasi glewo koyor.  

Stan Nasi Glewo Koyor di Festival Kuliner Pulang Semarang 2023. (JatengnyamlengID/BMA)

Saya pun menyempatkan datang ke festival itu dan menyantap nasi glewo koyor khas Semarang yang, menurut saya, lezat. Sembari menikmati kelezatan nasi glewo koyor khas Semarang, pikiran saya menerka-nerka penyebab tidak eksisnya kuliner ini, setidaknya sampai saat ini. Tapi sedalam saya menerka, saya tetap tidak kuasa menemukan jawabannya.

Saat berbincang dengan Pak Firdaus Adinegoro, pendiri komunitas Kuliner Semarang sekaligus penggagas Festival Kuliner Pulang Semarang, saya mendapatkan informasi bahwa masih banyak warga Kauman (Semarang) yang bisa membuat nasi glewo. Sayangnya, mereka tidak membuka rumah makan.

Juga stan nasi glewo koyor yang ada di Festival Kuliner Pulang Semarang hanya menjual menu itu di festival saja. Ira Agustini (35), pemilik Katering Emak Liem, yang membuka stan nasi glewo koyor tidak membuka kedai. Ia hanya mengelola katering yang menerima pesanan kue dan makanan, termasuk nasi glewo koyor.

Menariknya, Ira bukanlah warga asli Semarang. Ia berasal dari Belitung, Sumatra Selatan. Ia ke Semarang karena kepentingan pekerjaan, lalu menetap di Semarang dan membuka katering yang beralamat di Tlogobiru, Pedurungan, Semarang.

Saya berharap, suatu saat nanti, nasi glewo koyor khas Semarang kembali hadir. Tidak hanya pada momentum festival saja, tapi juga tersedia sehari-hari di kedai, resto, atau rumah makan. Agar warisan kuliner khas ibu kota Jawa Tengah ini tetap eksis dan lestari. (BMA - Jatengnyamleng ID)


Jasaview.id

Type above and press Enter to search.