![]() |
Getuk kethek, oleh-oleh legendaris khas Salatiga. (JatengnyamlengID/BMA) |
Jatengnyamleng ID - Tak lengkap rasanya berkunjung ke suatu daerah tanpa membawa oleh-oleh khas setempat. Karenanya, saat berkunjung ke Salatiga, saya pun mengagendakan untuk membeli oleh-oleh khas Salatiga.
Ada banyak pilihan oleh-oleh khas Salatiga, tapi getuk kethek akhirnya yang saya pilih. Getuk kethek adalah kudapan khas Salatiga yang juga termasuk dalam daftar 10 kuliner bersejarah khas Salatiga (Salatiga heritage culinary) yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga.
Kedai oleh-oleh khas Salatiga getuk kethek berada di Jalan Argo Tunggal, Salatiga. Apa yang istimewa dari getuk kethek? Mula-mula tentu soal namanya yang eksentrik. Kok bisa disebut getuk kethek? Pertanyaan ini yang pasti menggelayut di benak siapa pun yang belum tahu historinya.
Getuk kethek sebenarnya adalah sejenis getuk satu rasa alias getuk pada umumnya. Berbeda dengan getuk ala Magelang yang menamakan diri sebagai getuk tiga rasa. Namun, nama getuk satu rasa sepertinya kurang populer, yang masyhur justru nama “getuk kethek”.
Ternyata, nama “kethek” berasal dari monyet yang dipelihara oleh pemilik usaha getuk tersebut. Monyet itu diikat pada sebatang pohon di teras rumah. Adanya monyet itulah yang membuat warga kerap menyebut getuk kethek. Kethek dalam bahasa Jawa memang berarti monyet.
![]() |
Keberadaan monyet inilah yang menjadi rahasia di balik nama getuk kethek. (JatengnyamlengID/BMA) |
Getuk kethek sendiri memiliki jejak historis yang panjang. Dirintis Suwarni sejak tahun 1965-an. Lalu beralih generasi tahun 1988, diteruskan oleh anaknya yang bernama Santoso hingga sekarang. Getuk kethek dijual per box berisi 20 potong. Tersedia dua pilihan; original (basah) dan goreng.
Getuk kethek
digemari tidak hanya oleh warga lokal
Salatiga, namun juga pendatang dari berbagai penjuru daerah. Getuk kethek kini
telah menjelma menjadi oleh-oleh khas Salatiga yang masyhur. (BMA - Jatengnyamleng ID)