GprpTUr8Gfd9BSCoGpG6GpC8Td==

Sega Jangkrik, Sajian Kuliner Khas Kota Kretek Favorit Sunan Kudus

Sega jangkrik, kuliner khas Kudus yang disebut-sebut merupakan sajian favorit Sunan Kudus. (JatengnyamlengID/BMA)

Jatengnyamleng ID - Bila berziarah ke Kudus, ada banyak pilihan destinasi kuliner. Selain soto, sate, dan nasi pindang, Kota Kretek ini juga punya sajian kuliner khas yang unik, yaitu sega jangkrik. Kuliner ini, awalnya merupakan hidangan yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat saat acara puncak tradisi buka luwur atau pelepasan kain selubung makam Sunan Kudus yang diselenggarakan setiap tanggal 10 Muharram (Asyura).

Luwur adalah kain kelambu atau selubung penutup makam. Dalam tradisi buka luwur, luwur makam Sunan Kudus yang lama diganti dengan yang baru. Dan pembagian sega jangkrik atau nasi jangkrik menjadi salah satu bagian dalam tradisi buka luwur yang masih terus dilestarikan hingga kini. 

Biasanya, saat puncak tradisi buka luwur, masyarakat antre di kompleks Menara Kudus untuk mendapatkan nasi jangkrik. Ribuan bungkus nasi jangkrik dibagikan yang jumlahnya bisa mencapai 30-an ribu bungkus.

Sega jangkrik sendiri bukanlah sebuah sajian yang di dalamnya ada jangkriknya. Sega jangkrik hanya istilah sebagaimana nasi kucing yang dijual di kucingan atau angkringan.

Sega jangrik berupa sajian nasi dengan lauk olahan daging kerbau. Dalam seporsi nasi jangkrik terdiri atas nasi putih, olahan daging kerbau, tahu, ada juga yang ditambah krecek, dengan kuah bersantan nyemek—sekedar basah, dengan cita rasa gurih. Cita rasa pedasnya berasal dari sambal yang biasa dijadikan pelengkap dalam nasi jangkrik.

Dalam penyajiannya, hingga saat ini masih mempertahankan kearifan ekologis dengan menggunakan bungkus atau lemek daun jati, baik dalam pembagian nasi jangkrik pada tradisi buka luwur maupun yang dijual di kedai maupun di angkringan.

Selain memiliki makna kesederhanaan, penggunaan daun jati juga menambah khas aroma nasi hingga secara psikologis dapat mendongkrak nafsu makan karena masakan terasa lebih sedap.

Dari Hidangan Tradisi ke Menu Sehari-hari

Dulu, sega jangkrik hanya bisa dijumpai saat acara tradisi buka luwur makam Sunan Kudus. Namun, saat ini, menu ini dapat dijumpai setiap hari. Meski belum banyak, ada kedai di Kudus yang menyediakan menu nasi jangkrik. Salah satunya adalah sebuah kedai di Pusat Kuliner Menara Kudus, Waroeng Kita Reborn, yang berada di pojok perempatan Sucen atau terletak kurang lebih 450 meter sebelah utara Menara Kudus.

Penampakan Pusat Kuliner Waroeng Kita terlihat dari depan versi sebelum terbakar. (JatengnyamlengID/BMA)
Pusat Kuliner Waroeng Kita Reborn konsepnya serupa food court yang di dalamnya ada sejumlah gerai yang menyajikan pelbagai kuliner Nusantara—tidak hanya kuliner lokal Kudus. Di pusat kuliner ini, ada setidaknya 365 menu yang ditawarkan yang terdiri dari Indonesia Jadul Food, Modern Indonesia Food, Arabian Food, Chinese Food, Japanese Food, dan Korean Food.

Nama “reborn” yang dilekatkan pada nama pusat kuliner itu sebenarnya tambahan. Ceritanya, pusat kuliner itu pernah mengalami musibah kebakaran yang meludeskan seluruh kios di sentra kuliner itu. Insiden terjadi sekitar setahunan yang lalu, tepatnya Senin, 17 Oktober 2022. Setelah dibangun kembali, kata “reborn” kemudian disematkan.  

Selain di Pusat Kuliner Waroeng Kita Reborn, sega jangkrik juga bisa dijumpai di Warung Sego Jangkrik, yang berada di Jalan Menara, Kota Kudus, atau selatan perempatan Sucen. Lokasinya tak jauh dari Pusat Kuliner Waroeng Kita Reborn. Warung ini juga populer dengan nama Angkringan Kidoel Sutjen.

Bila sedang berziarah ke Makam Sunan Kudus atau sedang berada di kota Kudus dengan beragam tujuan, sega jangkrik bisa menjadi alternatif destinasi kuliner. Selamat mencoba! (BMA - Jatengnyamleng ID)


Jasaview.id

Type above and press Enter to search.