Jejak Kuliner Semarang Tempo Dulu Tahun 1960-an
![]() |
Suasana di sebuah jalan di kota Semarang, tahun 1933. Foto: Ned.FotoMuseum |
Kota
Semarang memiliki kuliner yang tak kalah kaya dan lezat dengan kota-kota besar
lainnya seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Kehadiran
orang-orang Tionghoa di Semarang menambah khazanah kuliner Semarang kian kaya
dan kompleks.
Dari sebuah buku berjudul Pedoman Tamasja Djawa Tengah karya R.O. Simatupang yang
diterbitkan oleh penerbit Keng Po Djakarta (tahun 1961), kita bisa menapaki jejak sejumlah
destinasi kuliner di Semarang pada masa itu. Sebagian besar kuliner yang disebutkan masih
bisa dijumpai saat ini, tapi beberapa restoran atau rumah makan yang disebut
boleh jadi sudah tidak ada lagi alias tinggal kenangan.
Beberapa kuliner Semarang tempo dulu yang disebutkan dalam buku tersebut, saya rangkum sebagai berikut:
Beberapa kuliner Semarang tempo dulu yang disebutkan dalam buku tersebut, saya rangkum sebagai berikut:
Lunpia
Menyebut
kuliner Semarang, maka lunpia pastilah yang paling sering disebut. Lunpia yang
paling terkenal adalah lunpia yang dijual di Kelenteng Gang Lombok. Kelenteng
ini ketika itu telah menjadi pusat jajanan, bahkan sejak zaman
penjajahan.
Di
depan jalan masuk menuju kelenteng, juga dijual pelbagai makanan lain yang juga
terkenal sejak puluhan tahun sebelumnya, yaitu bolang-baling, cakwe, dan
untir-untir. Lebih jauh di depan kelenteng dijual bermacam-macam masakan
Tionghoa, bakmi pangsit, tahu bak, mie titee, dan lain-lain.
Selain
di Gang Lombok, ketika itu lunpia juga bisa dibeli di depan restoran Lido
di Jalan Pemuda di waktu sore sampai malam, di mana lunpia dijual dengan kereta
dorong.
Tahu Pong
Penganan
khas Semarang ini pada tahun 1960-an sudah sangat populer, bahkan kepopulerannya
hingga menembus ibukota Jakarta. Ada beberapa tempat yang direkomendasikan
yang menjual tahu pong asli Semarang, yaitu di Cafe Peloran di Jagalan
di halaman bioskop, di Seteran depan bioskop Murni (Lux), di Peloran antara
Jalan Depok dan Jalan Gajahmada di mana tahu pong dijual dengan kereta dorong,
dan di Jalan Pringgading dekat bioskop Gelora.
Soto Kudus
Tahun
1960-an, Soto Kudus cukup terkenal di
Semarang dan disukai warga Semarang. Yang paling laris ketika itu adalah
Soto Kudus yang dijual di stasiun Jurnatan (Jalan Agus Salim) depan rumah gadai
(biasanya jam 11 sudah terjual habis). Banyak mobil berjejer saat warung soto
tersebut buka.
Nasi Pindang
Kuliner
khas Kudus ini terkenal di Semarang. Di waktu malam, nasi pindang dapat ditemui
di Alun-alun depan bioskop Orion. Tempat lain yang juga jual nasi
pindang adalah di Mataram (Ambengan) depan Jalan Sidorejo (Kebun Tionghoa).
Gudeg
Gudeg
yang terkenal di Semarang ketika itu adalah di Rumah Makan Laras Hati di
Jalan Cipto (Mlaten) depan rumah penjara.
Blekek
Menu
spesial ini jarang bisa didapat dan hanya bisa dibeli saat musimnya, yaitu
bulan ketiga menurut kalender Imlek. Menu ini adalah berupa daging burung Blekek
yang ditusuk seperti sate dan telur burung dari Demak.
Es Cream
Tempat
yang direkomendasikan untuk es cream yang enak sekaligus tempat menikmati
masakan Eropa dan Tionghoa adalah Toko Oen (Bojong) dan rumah makan Lido
(Bojong). Ditambahkan, Toko Hien juga menjual es cream.
Sup Buntut
Sup
buntut yang enak dan lezat serta
terkenal ada di rumah makan Murni. Sate kambingnya juga empuk. Rumah
makan ini letaknya di pinggir kota Semarang (Jatingaleh) jalan menuju ke Ungaran.
Sate Kambing
Tempat
terkenal yang jual sate kambing adalah di halaman bioskop Grand di
Kapuran. Berjualan di waktu pagi dan siang sudah habis. (Sate kapuran ini
terkenal sampai di Jakarta, dekat Pasar Cikini).
Masakan Jawa
Rumah
makan Mirasa (dahulu Kadipolo) di Jalan Mataram menjual aneka masakan Jawa: otak, lidah, sate
udang, sate ayam, jerohan ayam goreng, usus ayam, babat, otak kambing, lidah,
ati, ampela, ayam goreng, nasi langgi, pecel, rujak, dan lontong cap gomeh.
Rumah
makan lain yang menjual masakan Jawa adalah restoran Tjimahi di Jalan
Mataram (Karangturi) depan bioskop Gelora dan di restoran Tjemara Tiga
di Karangtengah. Antara lain yang dijual: nasi opor, gudeg, rawon, bakmoy, nasi
sambal goreng, soto, nasi langgi, dan gado-gado.
Masakan Tionghoa
Kit Wan Kie di Gang Pinggir adalah restoran Tionghoa yang paling baik di
Semarang dan terkenal sejak zaman penjajahan, terutama babi panggangnya banyak
disuka.
Rumah
makan Bin Lok di Gang Besen terkenal dengan bakmi-nya yang istimewa. Lo
San di Jalan Mataram juga termasuk rumah makan sejak zaman sebelum Perang
Dunia II yang populer dan keistimewaan menu-menu yang disajikannya antara lain:
capjay goreng, bakmi, dan kekian.
Rumah
makan lainnya adalah Phien Tjwan Liang di gang Pinggir dan Sien Lang
di Jagalan dekat bioskop.
Oleh-oleh
Oleh-oleh
khas Semarang berupa kue pia dapat dibeli di Babah Baji di Gang Pinggir
yang terkenal sejak dahulu. Juga bisa dibeli di Li Poen di Gang Baru dan
The Kie Kang di Gang Baru 48.
Oleh-oleh
khas Semarang lainnya, yaitu Pindang Bandeng Juwana dapat dibeli di Gang Baru
dan Pasar Johar. Adapun aneka roti
seperti Selina dapat dibeli di Kranggan Barat dan Toko Oen Bojong.
Get notifications from this blog
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.