GprpTUr8Gfd9BSCoGpG6GpC8Td==

Jejak Kuliner Semarang Tempo Dulu Tahun 1960-an


Jatengnyamleng - Kota Semarang memiliki kuliner yang tak kalah kaya dan lezat dengan kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Kehadiran orang-orang Tionghoa di Semarang menambah khazanah kuliner Semarang kian kaya dan kompleks.
 
Dari sebuah buku berjudul Pedoman Tamasja Djawa Tengah karya R.O. Simatupang yang diterbitkan oleh penerbit Keng Po Djakarta (tahun 1961), kita bisa menapaki jejak sejumlah destinasi kuliner di Semarang pada masa itu. Sebagian besar kuliner yang disebutkan masih bisa dijumpai saat ini, tapi beberapa restoran atau rumah makan yang disebut boleh jadi sudah tidak ada lagi alias tinggal kenangan.

Beberapa kuliner Semarang tempo dulu yang disebutkan dalam buku tersebut, saya rangkum sebagai berikut:

Lunpia

Menyebut kuliner Semarang, maka lunpia pastilah yang paling sering disebut. Lunpia yang paling terkenal adalah lunpia yang dijual di Kelenteng Gang Lombok. Kelenteng ini ketika itu telah menjadi pusat jajanan, bahkan sejak zaman penjajahan.

Di depan jalan masuk menuju kelenteng, juga dijual pelbagai makanan lain yang juga terkenal sejak puluhan tahun sebelumnya, yaitu bolang-baling, cakwe, dan untir-untir. Lebih jauh di depan kelenteng dijual bermacam-macam masakan Tionghoa, bakmi pangsit, tahu bak, mie titee, dan lain-lain.

Selain di Gang Lombok, ketika itu lunpia juga bisa dibeli di depan restoran Lido di Jalan Pemuda di waktu sore sampai malam, di mana lunpia dijual dengan kereta dorong.

Tahu Pong

Penganan khas Semarang ini pada tahun 1960-an sudah sangat populer, bahkan kepopulerannya hingga menembus ibukota Jakarta. Ada beberapa tempat yang direkomendasikan yang menjual tahu pong asli Semarang, yaitu di Cafe Peloran di Jagalan di halaman bioskop, di Seteran depan bioskop Murni (Lux), di Peloran antara Jalan Depok dan Jalan Gajahmada di mana tahu pong dijual dengan kereta dorong, dan di Jalan Pringgading dekat bioskop Gelora.

Soto Kudus

Tahun 1960-an, Soto Kudus  cukup terkenal di Semarang dan disukai warga Semarang. Yang paling laris ketika itu adalah Soto Kudus yang dijual di stasiun Jurnatan (Jalan Agus Salim) depan rumah gadai (biasanya jam 11 sudah terjual habis). Banyak mobil berjejer saat warung soto tersebut buka.

Nasi Pindang

Kuliner khas Kudus ini terkenal di Semarang. Di waktu malam, nasi pindang dapat ditemui di Alun-alun depan bioskop Orion. Tempat lain yang juga jual nasi pindang adalah di Mataram (Ambengan) depan Jalan Sidorejo (Kebun Tionghoa).

Gudeg

Gudeg yang terkenal di Semarang ketika itu adalah di Rumah Makan Laras Hati di Jalan Cipto (Mlaten) depan rumah penjara.

Blekek

Menu spesial ini jarang bisa didapat dan hanya bisa dibeli saat musimnya, yaitu bulan ketiga menurut kalender Imlek. Menu ini adalah berupa daging burung Blekek yang ditusuk seperti sate dan telur burung dari Demak.

Es Cream

Tempat yang direkomendasikan  untuk  es cream yang enak sekaligus tempat menikmati masakan Eropa dan Tionghoa adalah Toko Oen (Bojong) dan rumah makan Lido (Bojong). Ditambahkan, Toko Hien juga menjual es cream.

Sup Buntut

Sup buntut yang enak dan lezat  serta terkenal ada di rumah makan Murni. Sate kambingnya juga empuk. Rumah makan ini letaknya di pinggir kota Semarang (Jatingaleh) jalan menuju ke Ungaran.

Sate Kambing

Tempat terkenal yang jual sate kambing adalah di halaman bioskop Grand di Kapuran. Berjualan di waktu pagi dan siang sudah habis. (Sate kapuran ini terkenal sampai di Jakarta, dekat Pasar Cikini).

Masakan Jawa

Rumah makan Mirasa (dahulu Kadipolo) di Jalan Mataram  menjual aneka masakan Jawa: otak, lidah, sate udang, sate ayam, jerohan ayam goreng, usus ayam, babat, otak kambing, lidah, ati, ampela, ayam goreng, nasi langgi, pecel, rujak, dan lontong cap gomeh.

Rumah makan lain yang menjual masakan Jawa adalah restoran Tjimahi di Jalan Mataram (Karangturi) depan bioskop Gelora dan di restoran Tjemara Tiga di Karangtengah. Antara lain yang dijual: nasi opor, gudeg, rawon, bakmoy, nasi sambal goreng, soto, nasi langgi, dan gado-gado.

Masakan Tionghoa

Kit Wan Kie di Gang Pinggir adalah restoran Tionghoa yang paling baik di Semarang dan terkenal sejak zaman penjajahan, terutama babi panggangnya banyak disuka.

Rumah makan Bin Lok di Gang Besen terkenal dengan bakmi-nya yang istimewa. Lo San di Jalan Mataram juga termasuk rumah makan sejak zaman sebelum Perang Dunia II yang populer dan keistimewaan menu-menu yang disajikannya antara lain: capjay goreng, bakmi, dan kekian.

Rumah makan lainnya adalah Phien Tjwan Liang di gang Pinggir dan Sien Lang di Jagalan dekat bioskop.

Oleh-oleh

Oleh-oleh khas Semarang berupa kue pia dapat dibeli di Babah Baji di Gang Pinggir yang terkenal sejak dahulu. Juga bisa dibeli di Li Poen di Gang Baru dan The Kie Kang di Gang Baru 48.

Oleh-oleh khas Semarang lainnya, yaitu Pindang Bandeng Juwana dapat dibeli di Gang Baru dan Pasar Johar.  Adapun aneka roti seperti Selina dapat dibeli di Kranggan Barat dan Toko Oen Bojong. (BMA -Jatengnyamleng ID)


Jasaview.id

Type above and press Enter to search.