GprpTUr8Gfd9BSCoGpG6GpC8Td==

Bambang Waluyo, Sukses Jadikan Sale Pisang Sebagai Oleh-oleh Khas Grobogan

Bambang Waluyo, sukses menjadikan sale pisang produksinya sebagai oleh-oleh khas Purwodadi. (Facebook/Bambangsalepisangpurwodadi)
Jatengnyamleng ID - Meski bukan spesifik sebagai oleh-oleh khas Grobogan, namun sale pisang sudah jamak dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Purwodadi. Sale pisang merupakan olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur. Tujuan penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air buah pisang sehingga pisang lebih tahan lama. Ada dua jenis sale pisang yang berkembang dan beredar di pasaran, yaitu sale pisang basah dan sale pisang kering.

Sale pisang basah adalah sale pisang yang hanya mengandalkan proses penjemuran di bawah terik matahari. Sedangkan sale pisang kering selain dijemur, juga melalui proses penggorengan. Sale pisang umumnya memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang sangat kenyal. Sale pisang hampir digemari oleh semua orang. Dari mulai kalangan rakyat biasa sampai pejabat tinggi.

Salah satu produsen sale pisang yang terkenal dan terbilang sukses di Kabupaten Grobogan adalah Sale Pisang Goreng Purwodadi. Usaha sale pisang goreng yang dirintis oleh Bambang Waluyo (48) itu, kini telah diterima pasar, setidaknya di wilayah Jawa Tengah.

Menyambut Peluang

Bambang Waluyo atau akrab disapa Mas Bambang merintis usaha sale pisang goreng sejak sekitar tahun 2003. Usaha sale pisang goreng itu dirintis oleh pria kelahiran Grobogan, 30 Juni 1975 setelah dirinya malang melintang dengan usaha serabutan, sejak dari asisten jasa sound system hingga jadi tukang ojek.

Ide mendirikan usaha produksi sale pisang diperoleh dari tetangganya yang sudah terlebih dahulu membuka usaha sale pisang goreng. Di samping juga ia melihat melimpahnya pisang uter atau pisang tontosebagai bahan membuat sale pisangdi daerahnya ketika itu. Hal itu disambutnya sebagai sebuah peluang.

Maka, Bambang pun memantapkan diri untuk mulai merintis usaha produksi sale pisang goreng. Keterbatasan modal dalam merintis usaha, membuat Bambang harus memutar otak agar bisa berproduksi. Di awal-awal, ia memproduksi sale pisang dalam jumlah yang belum banyak.

Bahkan, di awal-awal merintis, Bambang harus rela menjalani usahanya seorang diri. Ia melakukan semua proses produksi, sejak belanja pisang, mengupas dan menyisirnya, menjemur, menggoreng, hingga mengemasnya. Bahkan, ia sendiri yang terjun memasarkannya ke toko-toko tradisional dengan mengendarai sepeda motor.

Bambang juga harus rela lembur menggoreng dan mengemas sale pisang hingga larut malam. Itu dilakukan agar besok paginya sale pisang bisa dipasarkan.

Agar usahanya bisa berjalan secara berkelanjutan, Bambang menyiasatinya dengan masih nyambi sebagai tukang ojek. Dari penghasilan sebagai tukang ojek, ia gunakan sebagai tambahan modal usaha, yaitu untuk membeli  pisang. Berkat kesabaran dan keuletannya, usaha sale pisang gorengnya semakin hari semakin berkembang.

Masuk ke Outlet Modern

Usahanya yang semakin berkembang, menjadikan Bambang harus all out menangani usahanya. Sejak tahun 2007, ia fokus mengembangkan usahanya dan tidak lagi nyambi sebagai tukang ojek. Bahkan selain telah mampu merekrut karyawan—walaupun 1 orang, Bambang juga sudah mulai berpikir untuk memproduksi sale pisang dalam jumlah besar untuk dipasarkan di outlet-outlet modern.

Bambang Waluyo berpose di Toko oleh-olehnya yang sedang ramai pembeli. (Facebook/Bambangsalepisangpurwodadi)
Bambang pun aktif di Asosiasi UMKM Kabupaten Grobogan binaan Dinas Koperasi dan UKM setempat sebagai wadah silaturahmi dan berbagi antar pelaku UMKM di Kabupaten Grobogan. Dari keaktifannya di asosiasi itulah, pengetahuan dan wawasannya semakin bertambah. Meski hanya mengantongi ijazah SLTP, Bambang terus menempa diri dan tak patah semangat untuk terus mengembangkan usahanya.

Tahun 2010-an, keinginan Bambang terealisasi. Produk sale pisangnya diterima dua outlet modern yang memiliki jaringan luas, yaitu Alfamart dan Indomart. Bahkan di Alfamart, produk sale pisangnya di-display di hampir semua outlet Alfamart di Jawa Tengah. Jumlah outlet yang memasarkan produknya mencapai 750 outlet. Adapun untuk Indomart, hanya khusus untuk outlet di lingkup Kabupaten Grobogan.

Masuknya sale pisang yang diproduksinya ke outlet modern, menjadikan pamor sale pisangnya semakin bersinar. Bambang pun bereksperimentasi dengan varian sale pisangnya. Saat ini, selain sale pisang biasa, Bambang juga memproduksi sale pisang gulung dan sale pisang kipas. Hal ini untuk memenuhi selera pasar agar produk salenya bisa diterima secara lebih luas.

Pernah Down

Sebuah usaha tentu dirintis dengan penuh lika-liku. Pun demikian yang dialami Bambang. Pada awal-awal merintis, Bambang seringkali mengalami “down”. Itu terjadi, biasanya, saat produknya mengalami retur banyak oleh toko yang dititipi produknya.

Tapi segera semangatnya bangkit lagi bila ia menginsafi bahwa sebuah usaha untuk mencapai sukses memang butuh proses yang panjang dan kerja keras penuh keuletan dan kesabaran. Sukses tidak begitu saja bisa diraih dengan mudah. Bahkan, seringkali seseorang harus jatuh bangun berkali-kali untuk menggapainya.

Apalagi bila ia mendapatkan testimoni dan masukan positif dari beberapa pelanggannya. Hal itu membuat Bambang tertantang untuk memproduksi sale pisang yang berkualitas seperti yang dikehendaki pelanggannya tersebut. Ia bertekad membuat sale pisang, yang tidak hanya diolah secara higienis, enak cita rasanya, namun juga bagus packaging-nya.

Soal kualitas itulah yang dulu juga menginspirasinya saat pertama kali akan merintis usaha sale pisang. Tetangganya yang lebih dulu memproduksi sale pisang, dianggapnya kurang memperhatikan kualitas. Minyak untuk menggoreng sale misalnya, hanyalah minyak dengan kualitas curah berharga murah yang tentu mempengaruhi hasil sale pisang yang digoreng. Packaging-nya juga ala kadarnya. Hal-hal itulah itulah yang melecut Bambang untuk merintis usaha sale pisang dengan memperhatikan kualitas sekaligus bonafiditas.

Apalagi pisang uter atau pisang tonto yang menjadi bahan membuat sale, saat itu melimpah di daerahnya, sehingga harganya sangat murah. Dengan memproduksinya dalam bentuk sale, maka dengan demikian, ia telah membantu para penjual pisang uter sekaligus menjadikan pisang uter menjadi lebih bernilai ekonomi tinggi.

Buah dari semangat, kerja keras, dan keuletannya itu, secara pelahan telah membuahkan hasil. Kapasitas produksi sale pisangnya terus meningkat tinggi dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan outlet-otlet modern yang telah menjadi mitranya. Untuk itu, Bambang banyak merekrut karyawan. Bahkan tercatat, karyawannya menembus sejumlah 16 karyawan sejak tahun 2018.

Membuka Toko Oleh-oleh

Kapasitas produksi yang terus meningkat menjadikan Bambang terlecut untuk mencari cara pemasaran selain melalui outlet-outlet mitra. Ia pun berpikir untuk membuka toko oleh-oleh sendiri.

Pada Desember 2016, ia pun secara resmi membuka Toko Oleh-oleh Sale Pisang Goreng Khas Purwodadi Mas Bambang. Toko oleh-oleh itu beralamat di Jl. Solo - Purwodadi No. 61, Depok Utara, Depok, Toroh, Kabupaten Grobogan. Lokasinya masih satu wilayah dengan pusat produksi sale pisangnya yang beralamat di Dusun Sendangsari, Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh.

Toko oleh-oleh itu kini menjadi salah satu andalan pemasaran produk sale pisang miliknya, selain disetor ke outlet-outlet modern. Selain itu, toko oleh-olehnya juga menjual produk-produk UMKM lainnya.

Bambang berharap, ke depan, ia semakin bisa memperluas jangkauan pemasarannya hingga ke luar daerah, bila perlu ke seluruh pelosok tanah air dan luar negeri. Sehingga produk sale pisangnya lebih dikenal khalayak luas hingga ke tingkat nasional maupun internasional. (Badiatul M. Ati – Jatengnyamleng ID)


Jasaview.id

Type above and press Enter to search.