40 Pelaku UMKM Olahan Makanan Ikuti Workshop Kemasan Smartfren Community Grobogan

Suasana Workshop Kemasan Produk UMKM yang digelar Smartfren Community Grobogan pada Kamis (12/10/2023) di Meeting Room Suka Resa Resto, Krangganharjo, Toroh. (Irkamasnawi/Jatengnyamleng)

Jatengnyamleng.id – Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai wadah suatu produk, tapi juga berfungsi protektif dan promosional. Melalui kemasan yang efektif, suatu produk akan terlindungi dari suhu, debu, guncangan, dan lainnya; dan melalui kemasan, selain dapat menjelaskan karakteristik suatu produk, juga mempermudah proses promosi oleh pelaku usaha.

Kompleksitas permasalahan dalam merancang kemasan suatu produk menjadi dasar diselenggarakannya Workshop Kemasan Produk UMKM bertajuk “Meningkatkan Pemasaran dan Nilai Jual Produk dengan Kemasan yang Efektif” oleh Smartfren Community Grobogan pada Kamis (12/10/2023). Workshop yang digelar di Meeting Room Suka Rasa Resto, Jalan Raya Purwodadi – Solo KM.3, Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan itu, diikuti 40 pelaku UMKM yang sebagian besar bergerak di bidang produksi olahan makanan dan minuman.

Leader Smartfren Community Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti, dalam sambutannya menyatakan, kemasan memiliki tujuan sebagai wadah, pelindung produk, media komunikasi, dan kenyamanan. Filosofi kemasan selaras dengan pepatah Jawa yang berbunyi Ajining dhiri saka lathi, ajining raga saka busana, yang berarti sebuah produk dihargai dari kemasannya dan dipercaya dari labelnya.

Desain kemasan selain untuk tujuan penyimpanan, pengangkutan, penjualan, sehingga dipastikan produk aman sampai ke tangan kosumen, dalam arti desain kemasan harus berfungsi protektif alias “melindungi” apa yang dijual, lebih dari itu juga harus bisa “menjual” apa yang dilindungi.

“Dalam banyak hal, packaging is the silent salesmen. Desain kemasan produk menjadi kontak poin antara pembeli dan produk,” ujar pria yang akrab disapa Asti.

Penyerahan bantuan banner kepada Sugeng Purnomo, pelaku UMKM olahan makanan getuk blondo khas Grobogan. (Irkanasnawi/jatengnyamleng.id)

Pihaknya berharap, setelah workshop, peserta yang sebagian besar bergerak di bidang produksi olahan makanan dapat merancang kemasan produk mereka secara lebih efektif. “Tidak sekedar bagus dan menarik, tapi juga mempertimbangan keamanan produk dan sesuai dengan segmentasi pasar yang dibidik,” ujar Asti yang juga Ketua Bidang Pengembangan Potensi Daerah dan Jejaring Ekonomi Kreatif Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kabupaten Grobogan.

Workshop sendiri menghadirkan narasumber Ketua PD Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Kabupaten Grobogan, Hj. Tri Indah Widyastuti, SE, S.Pd., M.Pd. Dalam paparannya, perempuan yang akrab disapa Indah itu menyatakan, dalam memproduksi bahan pangan pelaku UMKM harus memperhatikan peraturan pemerintah yang mengatur tentang hal itu sehingga pelaku UMKM tidak melanggar peraturan yang bisa berakibat sanksi administratif, sejak peringatan tertulis, denda, hingga pencabutan izin usaha.

“Kita hidup di negara hukum, sehingga harus mematuhi peraturan yang berlaku, terutama terkait dengan peraturan dalam menjalankan usaha produksi bahan pangan,” tutur pengusaha empon-empon yang produknya telah menembus pasar luar negeri itu.

Terkait dengan kemasan produk, Indah menyatakan, ada sejumlah faktor penting dalam desain kemasan produk, yaitu mampu menarik calon pembeli, menampilkan produk yang siap jual, informatif dan komunikatif, serta mampu menciptakan rasa memerlukan terhadap produk.

Acara workshop diikuti dengan sesi review dan kurasi produk peserta yang dipandu oleh Leader Smartfren  Community Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti. Ke depan, produk yang lolos kurasi, baik dari sisi kualitas produk, cita rasa, dan packaging, akan dimasukkan dalam katalog dan toko daring yang secara khusus menampung produk pelaku UMKM Kabupaten Grobogan. Di sela acara juga dilakukan penyerahan bantuan berupa banner kepada Sugeng Purnomo, pelaku UMKM olahan makanan getuk blondo khas Grobogan.  (BMA – Redaksi Jatengnyamleng ID)