![]() |
Lentog tanjung khas Kudus. (BMA/JatengnyamlengID) |
Lentog sendiri konon berasal dari kata pulen
dan montog yang menyiratkan cita rasa dari lontong yang ada pada lentog
tanjung. Pulen berarti lembut dan montog berarti besar. Lontong pada lentog
tajung memang teksturnya empuk dan lembut, dan ukuran lontongnya dibuat besar-besar
sebesar betis orang dewasa.
Dalam sajian lentog tanjung, lentog yang dipotong kecil-kecil dinikmati dengan
sayur gori (nangka muda) dan lodeh tahu yang amat gurih. Paduan ini memang
mencetuskan cita rasa yang khas dan lezat. Karena itu, banyak yang menyukai
lentog tanjung sebagai pilihan menu sarapan.
Salah satu penyuka menu lentog tanjung
adalah Michael Bambang Hartono, orang terkaya di Indonesia. Sebagaimana dilansir
oleh CNBC Indonesia (16/9/2018), Bambang Hartono mengaku lentog tanjung sebagai
menu sarapan favoritnya saat berada di Kudus.
Bambang Hartono menyukai menyantap lentog
tanjung pedas-pedas. Ia mengaku, setiap menyantap lentog tanjung, menghabiskan
setidaknya 10 buah cabai. Memang, bagi
penyuka pedas, lentog tanjung lebih nikmat disantap dengan cabai rawit rebus
atau segar. Di setiap warung lentog tanjung,
umumnya memang menyediakan cabai rawit rebus atau segar. Selain tentu menyediakan
pelengkap lainnya berupa aneka gorengan seperti bakwan dan mendoan, juga aneka sate seperti sate usus dan sate telur
puyuh.
Meski tidak semua warung, hingga saat ini
masih banyak yang menyajikan lentog tanjung dengan piring yang dilapisi daun
pisang. Sendoknya juga terbuat dari daun pisang yang biasa disebut suru.
Penyajian seperti ini menambah selera
dalam menikmati lentog tanjung.
Sebagai menu sarapan, lentog tanjung bisa
dijumpai di pagi hari, mulai jam 06.00 hingga jam 12.00. Di desa asal kuliner
ini, yaitu di Desa Tanjungkarang,telah dibangun Pusat Lentog Tanjung. Ada
puluhan kios yang spesial menjual lentog tanjung. Selain itu, di sekitar Pusat Lentog Tanjung
juga banyak dijumpai lapak yang menjual lentog tanjung.
Resep Membuat Lentog Tanjung
Berikut ini resep membuat lentog tanjung
yang dikutip dari buku Kumpulan Resep Masakan Tradisional dari Sabang sampai
Merauke karya Badiatul Muchlisin Asti, dkk:
Bahan:
Lontong, dipotong-potong
Bahan sayur gori:
- 300 gram nangka muda, cincang halus
- 1 lembar daun salam
- 1 cm lengkuas
- 1 liter santan
Bumbu, dihaluskan:
- 4 butir bawang merah
- 3 siaung bawah putih
- 2 buah kemiri
- 2 sendok teh garam
Lodeh tahu:
- 10 buah tahu yang telah digoreng
- 1 batang serai, dimemarkan
- 2 cm lengkuas
- 1 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk
- 750 ml santan
Bumbu, dihaluskan:
- 6 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 3 buah kemiri
- ½ sendok teh ketumbar
- 1/8 sendok teh jintan
- ¼ sendok teh merica
- 2 cm jahe
- 2 sendok makan minyak goreng
- 2 sendok teh garam
Cara membuat:
- Rebus nangka, bumbu halus, salam, lengkuas, sampai nangka hancur. Boleh ditambahkan santan jika kurang. Sisihkan.
- Buat lodeh tahu: tumis bumbu halus, serai, salam, lengkuas, dan daun jeruk sampai harum. Masukkan tahu dan santan. Masak sampai mendidih.
- Sajikan lontong dengan sayur gori dan lodeh tahu. Sebagai pelengkap, taburkan bawang goreng dan cabai rawit rebus (bila berselera).